dailykota.com – Tim Pengendalian Inflasi Daerah () Kota Palu kembali berpartisipasi dalam rutin mengenai pengendalian inflasi daerah. Yang di laksanakan secara virtual. Senin, 19 .

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya yang di jalankan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia untuk mengatasi isu inflasi di tingkat lokal.

Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah (Setda) Kota Palu, Rahmad Mustafa, mewakili wali kota Kota Palu dalam rapat yang . Rapat tersebut di ikuti oleh kepala daerah dari berbagai wilayah di Indonesia. Dan di mulai dengan penyampaian materi oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir Balaw.

Salah satu fokus utama rapat adalah pembahasan mengenai perdagangan dan pasokan pangan. Terutama dalam konteks menyongsong bulan Ramadhan yang akan segera tiba. Dalam arahannya, Tomsi Tohir Balaw menyatakan bahwa pemerintah pusat akan terus melakukan pemantauan langsung terhadap situasi di lapangan.

Data dari () menunjukkan dalam rentang waktu Februari tahun 2018 hingga 2024, komponen harga beberapa kali mengalami fluktuasi inflasi. Salah satu titik inflasi tertinggi terjadi pada Februari 2020. Di picu oleh kenaikan , bawang putih, cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras.

Secara umum, komoditas seperti beras, bawang putih, cabai merah, bawang merah, cabai rawit, segar, dan daging ayam ras. Merupakan penyumbang utama terhadap inflasi sepanjang bulan Februari pada tahun-tahun sebelumnya.

Dalam rapat tersebut, juga di laporkan bahwa dari total 68,14% kabupaten/kota di Pulau Sumatera mengalami kenaikan Indeks Harga Pangan (IPH). Kenaikan tertinggi terjadi di Ogan Komering Ulu Selatan dengan nilai 4,28%. Komoditas seperti cabai merah, daging ayam ras, dan menjadi penyumbang terbesar terhadap kenaikan IPH di 10 wilayah kabupaten/kota tersebut. (hn/*)