dailykota.com PALU – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah bersama GIZ Indonesia dan mitra sektor swasta resmi meluncurkan Kemitraan Pembangunan Terpadu https://palukota.go.id/berita/engan Sektor Swasta (iDPP) untuk mendukung pertanian kakao berkelanjutan.
Acara yang berlangsung di Ruang Pogombo, Kantor Gubernur Sulawesi Tengah ini di buka oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, yang di wakili oleh Dr. Simpra Tajang, Kepala Bidang Produksi dan Perlindungan Tanaman, Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulawesi Tengah. Rabu, 12 Februari 2025.
Lebih dari 100 peserta hadir dalam acara ini, termasuk perwakilan Kementerian Pertanian, pemerintah daerah dari Kabupaten Poso, Sigi, dan Parigi Moutong, erta mitra pembangunan dan sektor swasta, seperti MARS, OFI, JB Cocoa, Mondelez, Guan Chong Berhard, Koltiva, Krakakoa, Rainforest Alliance, dan SNV. Akademisi dan media juga turut serta dalam diskusi ini.
Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, dalam sambutannya menyoroti penurunan posisi Indonesia dalam produksi kakao dunia. Pada 2019, Indonesia masih berada di peringkat tiga, tetapi pada 2021, turun ke peringkat tujuh. Kalah dari Pantai Gading, Ghana, Ekuador, Kamerun, Nigeria, dan Brasil.
Meskipun demikian, Sulawesi Tengah tetap menjadi penghasil kakao terbesar di Indonesia. Pada 2017, produksi kakao di provinsi ini mencapai 124,9 ribu ton, setara dengan 19,05% dari produksi nasional. Angka ini meningkat menjadi 130,8 ribu ton pada 2022, tetapi luas lahan tanam justru menyusut dari 289,2 ribu hektar menjadi 274 ribu hektar dalam lima tahun terakhir.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa pertanian kakao di Sulawesi Tengah tidak dalam keadaan baik. Kita perlu bekerja sama untuk mengembalikan kejayaan kakao di daerah ini. Kolaborasi dengan GIZ dan mitra swasta adalah langkah strategis yang tepat,” ujar Gubernur Rusdy Mastura.
Menurut Koordinator GIZ Sulawesi Tengah, Dr. Ismet Khaeruddin, program iDPP bertujuan memperkuat pertanian berkelanjutan dengan menjembatani kepentingan publik dan swasta.
Pendekatan ini di rancang untuk Meningkatkan kesejahteraan petani melalui pelatihan dan dukungan teknis. Meningkatkan produktivitas kakao dengan praktik pertanian berkelanjutan. Memperluas akses pasar bagi petani kakao di Sulawesi Tengah.
Sebelumnya, pada 2022-2024, GIZ telah bekerja sama dengan JB Cocoa dan OFI melalui proyek SASCI+ (Sustainability and Value Added in Agriculture Supply Chain in Indonesia) di Cagar Biosfer Lore Lindu, yang telah menjangkau 6.000 petani kakao.
Melihat kebutuhan yang lebih besar, program ini kini di perluas ke Kabupaten Parigi Moutong dengan target menjangkau 9.000 petani hingga 2027. Selain itu, MARS bergabung sebagai mitra baru dalam inisiatif ini.
Kemitraan ini di harapkan dapat Meningkatkan daya saing sektor kakao Indonesia di pasar global. Memperbaiki kesejahteraan petani melalui akses lebih luas ke teknologi dan pasar. Mendorong praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dengan dukungan dari pemerintah, swasta, dan mitra pembangunan. Inisiatif ini menjadi langkah nyata dalam mengembalikan kejayaan kakao Sulawesi Tengah dan memperkuat posisinya di pasar dunia. *