dailykota.com terus berupaya meningkatkan akses literasi dan bagi masyarakat. Sekretaris Daerah , , secara resmi membuka Sosialisasi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusif Sosial Tahun 2025 di Lawahba, Kota Palu. Rabu, 12 2025.

Acara ini di selenggarakan olehbDinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palu. Sebagai langkah strategis dalam pengembangan perpustakaan yang lebih inklusif dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dalam sambutannya, Sekkot Irmayanti mengapresiasi langkah Dinas Kearsipan dan Perpustakaan yang tidak hanya meningkatkan pelayanan perpustakaan. Tetapi juga mendukung tata kelola pemerintahan berbasis digital.

Salah satu inovasi yang telah di terapkan adalah penggunaan tanda tangan elektronik melalui aplikasi (Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi). Aplikasi ini mendukung pengelolaan arsip yang lebih modern, efisien, dan transparan.

Lebih lanjut, Sekkot menegaskan bahwa perpustakaan harus bertransformasi dari sekadar tempat meminjam buku menjadi pusat inklusi sosial yang dapat di akses oleh semua kalangan. Perpustakaan di harapkan mampu menjadi ruang belajar bagi masyarakat dari berbagai latar belakang. Baik yang berpendidikan tinggi maupun yang memiliki keterbatasan akses terhadap pendidikan.

Transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial bertujuan untuk, Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan agar lebih interaktif dan bermanfaat bagi masyarakat. Menjadikan perpustakaan sebagai pusat edukasi dan pemberdayaan, bukan hanya tempat membaca. Menghubungkan masyarakat dengan sumber informasi yang relevan untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan.

“Kegiatan ini akan memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat literasi yang terbuka dan inovatif. Sehingga masyarakat dapat lebih mudah mengakses informasi yang bermanfaat,” ujar Sekkot.

Pemerintah Kota Palu berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan perpustakaan yang lebih modern dan inklusif. Sekkot menegaskan bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk akademisi dan komunitas literasi. kan terus di lakukan guna memastikan masyarakat mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik.

“Diharapkan program ini tidak hanya berdampak bagi Kota Palu. Tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengelola perpustakaan berbasis inklusi sosial,” tambahnya.

Sosialisasi ini menjadi langkah awal menuju transformasi perpustakaan yang lebih inovatif, terbuka, dan berdaya guna bagi masyarakat. Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, perpustakaan dapat benar-benar menjadi pengetahuan dan pemberdayaan bagi semua.*