dailykota.com TOJO UNA_UNA – Banjir bandang landa Kabupaten Tojo Una-Una. Banjir terjadi pada Minggu, 21 Januari 2024. Sebelum banjir, terlebih dahulu terjadi hujan di hulu Sungai Tayawa dari pukul 10.00 Wita hingga 17.00 Wita. Banjir terjadi sekitar pukul 15.30 Wita. Surut pada pukul 19.00 Wita. Namun terjadi banjir susulan sekitar pukul 23.45 Wita yang melanda lima desa. Yaitu Mawomba di Kecamatan Tojo Barat, Desa Tayawa, Desa Bahari, Desa Lemoro. Dan Dusun Gandalari Desa Korondoda di Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Unauna.
Usai kejadian banjir tersebut, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Tengah bersama Yayasan Panorama Alam Lestari (YPAL) melakukan kajian awal dampak banjir bandang. Di tiga desa yang terkena dampak banjir tersebut. Desa-desa yang terdampak adalah Desa Tayawa, Desa Korondoda, dusun Gandalari, dan Desa Bahari, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una-Una. Senin, 22 Januari 2024.
Direktur Walhi Sulawesi Tengah Sunardi Katili yang turun langsung ke lokasi kejadian, menyatakan bahwa banjir bandang kali ini lebih parah di bandingkan dengan kejadian serupa di tahun 2012 dan 2021. Olehnya penting bagi Bupati Tojo Una-Una untuk segera menerbitkan surat keputusan tanggap darurat. Guna merespons cepat bencana banjir bandang saat ini. Sehingga penanganannya lebih terarah dan maksimal.
“Menurut beberapa informasi dari warga setempat, merupakan peristiwa yang sering terjadi di sekitar bulan Desember atau Januari. Ketika curah hujan cukup tinggi di daerah hulu Sungai,” jelas Sunardi.
Deputi YPAL Fadhil menyampaikan kondisi yang terjadi di tiga tersebut, sudah memenuhi syarat. Untuk di keluarkan surat keputusan Bupati Tojo Una-Una tentang Tanggap Darurat.
“Kami sudah melakukan pengecekan langsung di lokasi kejadian banjir. Termasuk lokasi pengungsian warga dan Posko Logistik dan Dapur Umum Dinas Sosial Kabupaten Tojo Una-Una di Desa Tayawa,” ungkap Fadhil.
Lebih lanjut Fadhil, dari hasil kajian awal menunjukkan bahwa di Desa Tayawa terdapat 5 rumah warga yang hanyut, 9 rumah rusak berat, dan 219 rumah warga rusak ringan. Desa Bahari, satu orang di laporkan meninggal dunia. Dan terdapat 236 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Satu (7 KK), Dusun Dua (62 KK), dan Dusun Tiga (167 KK) Desa Tayawa. Di tambah 98 KK di Desa Bahari dan 20 KK di Dusun Gandalari Desa Korondoda. Total dari ketiga desa tersebut adalah 354 KK, 5 KK, dan 20 KK. Di antaranya 354 KK saat ini berada di pengungsian Dusun Gandalari Desa Korondoda.
Selain dampak pada KK, kerusakan rumah secara keseluruhan mencakup 233 rumah yang rusak (ringan, berat, dan hanyut). Serta terdapat satu bangunan masjid yang terendam lumpur di Desa Tayawa. Jaringan PDAM yang menyuplai air bersih juga terputus di lima desa.
Fadhil juga menyebutkan bahwa selain dampak pada KK dan kerusakan rumah, terdapat satu irigasi yang rusak. Menyebabkan 340 hektar sawah di Desa Tayawa dan Dusun Gandalari Desa Korondoda tidak dapat di kelola.
Saat ini, akses menuju lokasi terdampak sudah bisa di lalui kendaraan roda dua dan roda empat. Tetapi masih terdapat genangan lumpur di beberapa titik, khususnya di Desa Tayawa. (*)