dailykota.com PALU – Tim Hukum dan Advokasi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah nomor urut 1, Ahmad HM Ali dan Abdul Karim Aljufri, kini sedang menyelidiki kasus fitnah yang beredar di media sosial. Tuduhan yang dilontarkan mengklaim bahwa tim BerAmal telah membagikan uang, sembako, dan mengumpulkan KTP jelang pencoblosan pada 27 November 2024.
Ketua Tim Hukum dan Advokasi BerAmal, Salmin Hedar, dengan tegas membantah tuduhan tersebut. “Itu semua tidak benar. Informasi tersebut hanyalah fitnah keji yang merugikan pasangan BerAmal,” ujar Salmin saat ditemui di Palu, Senin (18/11/2024).
Salmin menegaskan, pihaknya tengah melakukan investigasi intensif untuk mengumpulkan bukti-bukti terkait fitnah ini. “Kami sudah mulai mengumpulkan data di lapangan. Jika cukup bukti terkumpul, kami akan melaporkan kasus ini ke bagian ciber crime Polda Sulteng dengan tuduhan pelanggaran UU ITE,” jelasnya.
Salmin juga mengimbau para penyebar fitnah agar berhati-hati. “Siapapun yang menyebarkan informasi palsu ini akan kami hadapi secara hukum. Proses investigasi masih berjalan, dan kami tidak akan segan mengambil langkah tegas,” tambahnya.
Isu fitnah ini mencuat setelah akun media sosial berinisial BUH mengunggah foto paket sembako berupa beras, teh, dan minyak goreng dengan kantong berwarna biru bertuliskan ‘Pejuang BerAmal’. Dalam unggahannya, BUH menyebut bahwa paket tersebut bernilai total Rp37.000, yang terdiri dari beras 2 kilogram (Rp20.000), minyak goreng 1 liter (Rp11.000), dan teh (Rp6.000). Ia bahkan menulis, “Untuk 5 tahun rakyat hanya dihargai segini. Kalau boleh saran, ambil saja sembakonya jangan pilih orangnya.”
Menanggapi hal tersebut, Salmin meminta masyarakat Sulawesi Tengah untuk tidak terprovokasi oleh kabar bohong yang beredar. Ia mengajak warga lebih fokus pada program-program positif yang ditawarkan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri untuk kemajuan dan kesejahteraan Sulteng.
“Fitnah seperti ini sering muncul menjelang pencoblosan. Kami yakin masyarakat Sulawesi Tengah bisa memilah mana informasi yang benar dan mana yang sekadar hoaks,” pungkas Salmin. (*)