daikykota.com – Yayasan Relief Islami Indonesia () akan melaksanakan “Deepening Role of Faith Leaders and Religious Places in Disaster Risk Management” (DROFLERD) di pada 14-17 Januari 2025. Program ini bertujuan memperkuat peran pemuka agama dan tempat ibadah dalam manajemen risiko .

Kegiatan ini melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kota Palu, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Palu, Kota Palu, dan Pemerintah Kota Palu.

Pelatihan Fasilitator Pemuka Agama Tingkat Provinsi menjadi utama, yang akan di adakan di Aula Hotel KHAS Kota Palu. Sebanyak 120 peserta dari empat kelompok agama—Hindu, Katolik, Muslim, dan Kristiani—akan mengikuti ini.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas pemuka agama sebagai fasilitator dalam mengelola program ketangguhan bencana di tempat ibadah mereka.

Materi pelatihan mencakup mitigasi bencana, teknik penanggulangan bencana berbasis komunitas, dan langkah-langkah untuk menciptakan tempat ibadah yang tangguh menghadapi bencana.

Para fasilitator di harapkan mampu menerapkan ilmu yang di peroleh untuk membangun kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.

Program ini juga bertujuan menjadikan tempat ibadah sebagai pusat dalam penanggulangan bencana. Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi umat beragama.

Tempat ibadah yang tangguh di harapkan dapat menjadi pusat informasi dan sumber daya bagi masyarakat sekitar dalam situasi darurat.

Fahmi Rahmatna, Area Coordinator YRII wilayah Sulawesi Tengah dan DRR Specialist, menyatakan bahwa program DROFLERD telah berjalan sejak 2023 dan akan berakhir pada 2025.

Program ini mencakup enam agama di Indonesia: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Di laksanakan di Jakarta dan Sulawesi Tengah, program ini melibatkan BNPB, Kementerian Agama, HFI, serta organisasi agama lainnya.

Program ini juga telah menghasilkan Panduan Pendalaman dan Inisiasi Ibadah Tangguh Bencana untuk keenam agama tersebut.

“Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan bencana. Dan memperkuat peran pemuka agama dalam upaya pengurangan risiko bencana di Kota Palu,” ujar Fahmi.

Islamic Relief Indonesia berkomitmen mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 11.5, 13, 15, dan 17, melalui implementasi Program DROFLERD. Dengan pelatihan ini, di harapkan masyarakat Indonesia semakin tangguh menghadapi bencana. /*