dailykota.com PALU – Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulewesi Tengah, melakukan inpeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar modern di Kota Palu. Tiga retail modern yaitu Bumi Nyiur Swalayan Jalan S Parman, Transmart Jalan Sudirman dan Hypermart Jalan Diponegoro. Sidak di pimpin oleh Kepala Dinas Pertahanan Pangan Sulawesi Tengah, Iskandar Nongtji. Sidak tersebut karena kelangkaan beras Bulog di pasaran. Serta banyak nya keluhan dari masyarakat. Selasa, 13 Februari 2024.
Menurut Iskandar, sidak di lakukan untuk merespons keluhan masyarakat soal kenaikan dan kelangkaan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang di salurkan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulteng. Ia mendatangi pusat perbelanjaan modern karena keluhan yang di dapatkannya, kelangkaan itu justru di outlet toko modern. Hasilnya, dari tiga pusat perbelanjaan yang di datangi, beras bulog dengan kemasan 5 kilogram yang di bandrol seharga Rp54.000 tersebut tidak lagi terlihat di outlet penjualan.
‘’Sudah habis sejak tiga hari lalu. Kami sudah order ke Bulog tapi belum di suplai kemari,” ungkap Store General Manager Hypermart Palu, Dodi Rosadi.
Iskandar mengatakan, tidak sepenuhnya tepat jika di katakan ada kelangkaan beras di Kota Palu dan Sulawesi Tengah. Kuota beras katanya cukup untuk menjamin hingga bulan ramadhan nanti. Rosadi mengakui kenaikan beras Bulog setidaknya di picu oleh dua hal.
“Konsumen di liputi kepanikan (panic buying) melihat ada kelangkaan beras di Pulau Jawa yang memicu aksi beli beras Bulog di Kota Palu,” kata Iskandar.
Rosadi menjelaskan ada pergeseran pola konsumen yang lebih memilih membeli beras Bulog daripada beras kualitas medium dan premium. Pasalnya perbedaannya harga di atas Rp10 ribu lebih.
Di hypermart, beras kualitas medium dan premium di bandrol di atas Rp69.000 untuk kemasan 5 kilogram. Selama ini kata dia, konsumen beras premium cukup besar. Namun akhir-akhir ini peminat beras premium tersebut menurun dan beralih ke beras Bulog.
‘’Dulu orang liat kualitas sekarang liat harga. Bedanya juga cukup jauh,” jelasnya. Pihaknya sudah mengajukan ke Bulog sejak tiga hari lalu namun sejauh ini belum ada pengiriman ke tokonya.
Di Bumi Nyiur Swalayan (BNS), pemandangan yang sama juga terlihat. Outlet beras Bulog kosong dan hanya di dominasi beras premium yang di datangkan dan Surabaya dan dari Parigi Moutong. Di BNS beras Bulog di setok hingga 700 kilogram. 500 kilo di jual di BNS Pusat dan sisanya didistribusi ke BNS Cabang yang ada di Kota Palu dan sekitarnya.
‘’Paling lama seminggu ludes. Setiap orang di batasi cukup membeli 2 zak atau 10 kilogram. Sekarang sudah habis. Order sudah dikirim sejak pekan lalu. Namun hingga hari ini, suplai dari Bulog belum datang,” katanya Rosadi.
Kepala Bulog Sulteng, Heriswan, yang dihubungi, mengaku bahwa hari ini ia juga akan segera melakukan pengiriman beras ke retail modern sesuai permintaan.
Sementara pemantauan di pasar tradisional harga beras kualitas medium menyentuh angka psikologis Rp14.000 per kilogram. Di Pasar Biromaru rata-rata perkilo di bandrol antara Rp13.000 hingga Rp14.000 per kilogramnya. Kenaikan ini juga di keluhkan oleh sejumlah ibu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Procinsi Sulteng, Iskandar Nongtji akan menetralisir harga pangan khususnya beras melalui operasi pasar yang akan di gelar beberapa hari kedepan. (*)