– Wanita Sholawat Indonesia () terus melakukan konsolidasi dan penguatan organisasi masyarakat mereka yang berpusat di Kota Palu. Organisasi ini telah diakui sebagai badan hukum perkumpulan Washotia melalui Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor AHU-0006336.AH.01.07.Tahun 2020.

Organisasi ini diakui oleh Kementerian Hukum dan HAM RI di Jakarta pada tanggal 7 Agustus 2020. Dan dipandu oleh tanda tangan Dirjen Administrasi Hukum Umum, Cahyo Rahadian Muzhar. Mereka terus berkembang dengan tujuan memperluas cakupan sholawat di tanah air, khususnya di Sulawesi Tengah.

Pada kesempatan terbaru, Ketua DPW Washotia Sulteng, Nuun Marfuah Basir Toana, melantik pengurus DPD Washotia yang dipimpin oleh Hj Mariam Badolo. Selain itu, tiga pengurus DPC yang mewakili Kecamatan Sigi Biromaru, Dolo, dan Dolo Barat juga dilantik.

Acara pelantikan ini turut dihadiri oleh Dewan Pembina Pusat Wanita Sholawat Indonesia (DPP Washotia), Buya H . Serta disaksikan oleh Ketua Umum DPP Washotia Hj , Dewan Pembina PB- . Dan Ketua DPW Pemuda Sholawat Indonesia, Sabri Maliki, serta beberapa tokoh masyarakat, pemuda, dan perempuan.

Pengukuhan ini merupakan bagian dari acara Dzikir dan Sholawat Akbar yang diadakan dalam rangka memperingati , pada tanggal 12 Rabiul Awal 1445 Hijriah di Masjid Al Hidayah, Desa Kabobona, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, pada Sabtu (14/10/23).

“Mari kita bersama-sama terus membumikan sholawat. Saya berharap kita semua yang ada di sini bisa menjadi calon-calon bidadari surga,” kata dalam sambutannya.

Sebelum memberikan sambutan, Nilam Sari memulai acara dengan memberikan piagam kepada Ketua DPD Washotia Kabupaten Sigi, yang diterima oleh Asnidar D Busaua sebagai perwakilan Hj Mariam Badolo yang tidak dapat hadir karena sedang menjalani perawatan medis di rumah sakit.

Selain itu, piagam juga diberikan kepada Ketua DPC Washotia Kecamatan Sigi Biromaru Hj Siano Lakera, Ketua DPC Washotia Kecamatan Dolo Ririn Anggraini, dan Ketua DPC Washotia Kecamatan Dolo Barat Hj Masbubar.

Dalam konteks tahun politik saat ini, Nilam Sari memberikan pesan agar perbedaan pandangan dan pilihan politik tidak menjadi pemicu perpecahan.

“Beda pilihan, silakan. Perbedaan adalah keniscayaan, namun jangan biarkan perbedaan ini menimbulkan perpecahan,” tegasnya dalam sambutannya di hadapan hadirin acara tersebut. (*)