dailykota.com DONGGALA – Kepala Dinas Kesehatan Donggala, dr. Syahriar, menghimbau agar seluruh ibu hamil di Kabupaten Donggala melakukan pemeriksaan dalam satu siklus kehamilan minimal enam kali. Hal ini untuk mendorong, pengurangan resiko kematian ibu dan bayi.
dr. Syahriar berharap ada kesadaran dari ibu hamil, pada bulan pertama kehamilan sudah melakukan pemeriksaan oleh dokter menggunakan USG untuk mengetahui kondisi kehamilan. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada HSG, Blighted ovum atau istilah untuk kehamilan kosong atau kehamilan anembrionik (anembryonic pregnancy). Kelainan ini katanya dapat terjadi ketika sel telur yang di buahi menempel pada dinding rahim, membentuk plasenta dan kantong kehamilan, namun tidak ada embrio yang berkembang. atau kehamilan kosong karena pengaruh hormon yang menyebabkan tidak adanya menstruasi.
“Inilah alasan mengapa periksaan harus di lakukan sejak awal kehamilan,” kata dr. Syahriar. Usai menjadi narasumber dalam kegiatan Dinkes Provinsi Sulteng. Selasa, 19 Maret 2024.
Selanjutnya kata dr. Syahriar, pemeriksaan kelima kembali menggunakan USG. Agar sebelum pemeriksaan keenam, ibu dan dokter sudah mengetahui apakah posisi janin sudah normal. Tidak terletak pada bokong atau lintang, atau terlilit oleh tali pusar.
“Jika ada masalah, intervensi dapat di lakukan dengan cepat. Dan yang paling penting melakukan pemeriksaan tiga kali pada trimester ketiga. Karena di sinilah muncul penyakit yang belum dapat di cegah hingga saat ini, seperti Preeklampsia atau eklamsia,” jelasnya.
dr. Syahriar dia menjelaskan Preeklampsia dan eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang serius dan bertanggung jawab terhadap morbiditas dan mortalitas. Preeklamsia di definisikan sebagai sindrom sistemik yang biasanya di tandai dengan timbulnya hipertensi baru dan proteinuria pada kehamilan.
Sementara Eklamsia merupakan fenomena kompleks akibat disritmia serebral yang di sebabkan oleh berbagai patogenesis. Yang di mulai oleh invasi trofoblas abnormal yang memicu vasospasme, disfungsi endotel, dan agregasi trombosit.
Gangguan hipertensi pada kehamilan merupakan kelompok komplikasi kehamilan yang membingungkan dan menantang secara klinis. Yang bertanggung jawab atas beban penyakit yang besar di negara maju maupun negara terbelakang di dunia. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan ibu dan perinatal di seluruh dunia.
“Satu-satunya solusi adalah melakukan intervensi menginduksi persalinan segera untuk menyelamatkan ibu dan bayi,” ujarnya.
Dr. Syahriar juga mengungkapkan sebaran alat kesehatan seperti USG sudah mencukupi. Dengan 80 persen Puskesmas di Donggala telah di lengkapi dengan USG. Meskipun beberapa daerah terpencil belum ada, tetapi Dinkes memastikan Puskesmas tetangga telah menyiapkan alat tersebut. Hal ini terkait dengan klaim BPJS untuk memastikan kualitas pelayanan optimal. Selain itu ada dokter-dokter di Puskesmas telah di latih dengan baik.
“Kami sudah mendistribusikan empat USG ke Puskesmas yang sebelumnya belum memiliki,” tambahnya.
Sebagai pimpinan Dinas Kesehatan, dia berupaya agar semua Puskesmas di Donggala memiliki alat kesehatan yang memadai, termasuk USG.
“Saat ini, masih ada empat Puskesmas yang belum memiliki USG. Tetapi yang jelas, USG yang kami sediakan sesuai dengan standar,” tutupnya. (hn)