dailykota.com PALU – Calon Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) nomor urut 2, Anwar Hafid, menyoroti kondisi masyarakat di Sulteng, di mana pertumbuhan ekonomi tinggi namun tingkat kemiskinan tetap mengkhawatirkan. Anwar menyebut ketimpangan ekonomi sebagai salah satu penyebab utama masalah ini.
“Pertumbuhan ekonomi Sulteng di dominasi sektor pertambangan, tetapi sayangnya, sektor ini belum sepenuhnya melibatkan masyarakat lokal. Kesempatan bekerja dan berusaha tidak merata, sehingga sebagian besar keuntungan justru mengalir keluar daerah. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi di Sulteng tidak berdampak signifikan dalam menurunkan kemiskinan,” kata Anwar Hafid. Sabtu, 5 Oktober 2024.
Anwar menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat lokal di sektor-sektor strategis, seperti pertambangan. Pasangan BERANI (Bersama Anwar-Reny) akan memastikan setidaknya 50% tenaga kerja di industri besar berasal dari Sulawesi Tengah. Langkah ini akan menjaga penghasilan tetap di daerah dan menciptakan dampak positif bagi perekonomian lokal.
“Kami akan mempersiapkan tenaga kerja lokal melalui pelatihan khusus, sehingga mereka memiliki keterampilan yang di butuhkan industri. Dengan cara ini, pendapatan masyarakat akan meningkat, dan uang akan tetap berputar di Sulawesi Tengah,” tambahnya.
Ia juga menyoroti beban hidup masyarakat yang masih tinggi, mulai dari biaya pendidikan hingga kesehatan dan perumahan. Banyak anak SMA di Sulawesi Tengah terpaksa putus sekolah karena orang tua tidak mampu membayar biaya pendidikan, sementara pungutan komite masih ada di sekolah.
“Jika kami terpilih, kami akan menghapus pungutan di sekolah SMA. Kami juga akan meringankan beban biaya pendidikan tinggi bagi para orang tua yang ingin anak-anak mereka melanjutkan studi ke perguruan tinggi,” jelas Anwar.
Anwar juga menekankan pentingnya mengatasi masalah jaminan kesehatan dan perumahan. Banyak warga Sulawesi Tengah belum memiliki akses jaminan kesehatan dan masih tinggal di rumah tidak layak huni tanpa listrik dan internet.
“Beban hidup masyarakat ini harus segera di atasi. Jika beban-beban ini berkurang, saya yakin angka kemiskinan akan menurun seiring pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tutupnya.
Dengan fokus pada pemerataan ekonomi, peningkatan lapangan kerja lokal, dan pengurangan beban hidup, Anwar Hafid dan dr. Reny Lamadjido berkomitmen membawa perubahan signifikan untuk menurunkan angka kemiskinan di Sulawesi Tengah. **